Cerita Kami
Kisah ini berawal di masa lampau, di sebuah desa di lereng Gunung Agung, Bali.
Kisah ini berawal di masa lampau, di sebuah desa di lereng Gunung Agung, Bali.
Dikisahkan bahwa, para pendahulu kami biasa menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki selama berhari-hari. Untuk mengunjungi kerabatnya, mereka berjalan kaki berhari-hari dari desa kami di lereng Gunung Agung ke pesisir selatan Bali hingga ke daerah pantai yang pasirnya putih.
(Diperkirakan pantai yang dimaksud adalah sekitar pantai Sanur. Karena sepanjang garis pantai di daerah Karangasem dan Gianyar adalah pantai yang berpasir hitam. Sedangkan pantai yang berpasir putih baru dapat ditemui di daerah Sanur).
Dalam perjalanannya, pendahulu kami selalu diiringi oleh serombongan Parekan (pengiring) yang bertugas membawakan bekal. Untuk mengatasi kelelahan, rombongan ini selalu menggunakan ramuan boreh yang mengandung campuran rempah, dibalurkan di sekujur tubuhnya. Konon pendahulu kami memiliki 'resep rahasia' yang berbeda dengan campuran boreh yang biasa digunakan pada umumnya. Selain berupa boreh, ada juga 'resep rahasia' berupa rebusan untuk dicampurkan bersama air mandi, atau dihirup uapnya, atau dibalurkan bersama minyak kelapa sebelum tidur, untuk mempercepat pemulihan dari kelelahan akibat perjalanan jauh.
Diceritakan juga tentang pendahulu kami yang bersahabat dengan seorang pedagang, yang selalu berjalan kaki berhari-hari dari daerah Singaraja di pesisir utara Bali ke desa kami di lereng Gunung Agung. Konon, 'resep rahasia' itu pernah diberikan kepada sahabatnya yang pedagang ini, agar kuat dan mempercepat pemulihan dari kelelahannya.
Berbagai 'resep rahasia' itu telah lama tersimpan dan hanya digunakan di dalam lingkungan keluarga saja.
Kemudian, seiring berjalannya waktu, salah satu pendiri Balining merasa terpanggil untuk meramu kembali beberapa 'resep rahasia' itu. Berbekal pengetahuan dan keahlian sebagai Apoteker, dan pengalaman bekerja di bagian Research & Development di industri Farmasi, dilakukan lah formulasi menggunakan teknik pengolahan dan ilmu pengetahuan modern.
Serangkaian penelitian pun dilakukan, melalui tahap pengujian yang ketat sesuai kode etik keilmuan yang bertanggung-jawab. Sampai akhirnya formulasi-formulasi itu satu-persatu lolos pengujian, hingga memperoleh ijin edar dari BPOM.
Salah satu produk yang telah tersedia adalah Balining Jahe Bali, minyak gosok yang terbuat dari minyak jahe dan bahan lainnya. Efektif meredakan pegal, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri akibat encok, dan keseleo. Panasnya layaknya balsem, langsung terasa begitu dioleskan dan tahan lama, tapi bentuknya cair-bening-keemasan.
Yang unik dari Balining Jahe Bali ini adalah aromanya yang harum fresh woody, mengingatkan pada Taksu para pendahulu kami di lereng Gunung Agung di masa silam.
Produk kedua yang telah diluncurkan adalah Balining BaliClove, minyak gosok yang terbuat dari minyak cengkeh. Hangatnya meresap, efektif meredakan pegal-pegal, mempercepat recovery otot yang kelelahan akibat olahraga dan kerja berat, serta meningkatkan performa otot di olahraga yang membutuhkan speed dan endurance.
Sama juga halnya dengan Balining Jahe Bali, produk Balining BaliClove ini diformulasikan menggunakan resep simpanan para pendahulu kami di lereng Gunung Agung di masa silam.
Saat ini Balining terus melakukan penelitian dan pengembangan produk-produk baru, yang semuanya terinspirasi dari koleksi 'resep rahasia' yang masih tersimpan. Pengembangan selalu dilakukan dengan tahap pengujian yang ketat, untuk menghadirkan produk yang berkualitas, aman, dan benar-benar berkhasiat.
Demikianlah kisah lahirnya produk-produk Balining yang terinspirasi oleh Taksu dan kekayaan alam Pulau Bali, persembahan Balining untuk Indonesia dan dunia.
PT. Balining Jagat Wangi
2020